Orangutan


Pelestarian Orangutan Libatkan Suku Talang Mamak


Pelestarian orangutan sumatra (pongo abelii) akan melibatkan suku Talang Mamak, salah satu suku terasing yang tinggal di kawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) Jambi.

"Suku Talang Mamak dilibatkan dalam mengasuh orangutan pada tahap adaptasi sebelum akhirnya dilepasliarkan, "kata Manajer Stasiun Reintroduksi Orangutan Sumatra, Julius Paolo Siregar, Kamis.


Warga Talang Mamak yang bekerja, baik sebagai staf maupun pekerja harian jumlahnya lebih banyak dibandingkan pekerja pendatang. Saat ini ada sekitar sepuluh warga Talang Mamak yang bekerja menjadi pengasuh orangutan.

Mereka bertugas menjaga dan mengajari orangutan untuk dapat hidup mandiri sebelum dilepasliarkan.

Julius menjelaskan, pada tahap adaptasi orangutan diajari untuk dapat mencari sendiri makanan di dalam hutan, seperti berbagai jenis buah-buahan, daun, dan serangga seperti rayap dan diajari membuat sarang di atas pohon.

Orangutan yang menjalani program reintroduksi adalah orangutan yang sebelumnya pernah hidup bersama manusia, sehingga kehilangan kemampuan untuk hidup di alam liar.

Iskandar (25), salah satu keturunan Suku Talang Mamak yang telah empat tahun menjadi pengasuh orangutan menyatakan diperlukan kesabaran tinggi untuk menjaga orangutan.

"Saya menjaga orangutan mulai dari pukul 06.00 hingga pukul 18.30 setiap hari. Semakin baik kemampuan adaptasinya semakin cepat pula dilepasliarkan," kata Iskandar yang bertugas menjaga Temara, orangutan Sumatra betina dewasa yang dilahirkan di Perth Zoo, Australia.

Tanggung jawab yang dipikul Iskandar cukup besar karena orangutan yang dijaga tidak boleh sampai hilang. Orangutan yang belum memiliki kemampuan mandiri, kemungkinan mati di alam liar cukup tinggi.

"Orangutan bisa mati kelaparan karena belum tahu makanan hutan yang bisa dimanfaatkan," ujarnya.

Stasiun Reintroduksi Orangutan Sumatera yang dikelola Frankfurt Zoological Society (FZS) terletak di Dusun Semerantihan, Desa Suo-suo, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo di kawasan penyangga TNBT.

Pusat reintroduksi orangutan Sumatra, satu-satunya di Indonesia ini sudah berjalan sejak 2002. Hingga pertengahan tahun ini, FZS telah menerima 121 ekor orangutan dan 108 ekor di antaranya sudah dilepasliarkan di areal stasiun dan TNBT.



sumber : antara

Tidak ada komentar: