Puluhan Peserta Diklat CPNSD Keracunan
Puluhan peserta pendidikan dan latihan (Diklat) calon pengawai negeri sipil daerah (CPNSD), golongan I dan II, angkatan I tahun 2009, Kabupaten Tebo dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher sekitar pukul 14.30 WIB, Senin (13/7) diduga, mereka menderita keracunan makanan pada pagi harinya.
Informasi yang dihimpun di RSUD R Mattaher Jambi, diklat tersebut berlangsung di asrama diklat Kota Baru, Kota Jambi. Sebelumnya, pada pukul 07.00 WIB pagi kemarin, seluruh peserta diklat, sempat sarapan mie instan, ditambah dengan minuman kopi dan teh, yang disediakan oleh panitia.
Lalu, sekitar pukul 10.00 WIB, panitia kembali menyuguhkan snack, berupa bakwan, omelet, dan makanan lainnya. Selang beberapa menit kemudian, diantara peserta mendadak pusing dan muntah - muntah, parahnya lagi ada yang telah buang air besar, usai mengkonsumsi makan yang disajikan oleh panitia.
Usai makan siang, jumlah yang menderita pusing serta muntah - muntah makin bertambah. Tidak hanya itu, beberapa diantara peserta ada yang pingsan. Melihat beberapa peserta ada yang pingsan usai makan siang, akhirnya belasan peserta dibawa ke RSUD Raden Mattaher untuk mendapatkan pertolongan medis.
"Pagi hari kami diberi sarapan mie, dan minuman kopi serta teh. Sedangkan pada pukul 20.00 WIB, panitia juga menyuguhkan snack kepada seluruh peserta," ungkap Khuzaiwati, salah satu korban, saat terbaring lemah di RSUD Raden Mattaher Jambi, kemarin.
Dikatakan Khuzaiwati, ia dan rekan - rekan diklat, sempat muntah - muntah serta pusing, usai mengkonsumsi snack sebelum makan siang tersebut."Rekan lain juga ada yang pingsan," terangnya.
Senada, Tarnuji, korban keracunan, warga Rimbo Ilir, Kabupaten Tebo. Menurut Tarnjui, mie yang dikonsumsi oleh peserta diklat berwarna kuning dan agar besar ukurannya. Sedangkan pada pukul 10.00 WIB, juga diberikan mie, tetapi berwarna putih yang dibentuk kue.
"Saya merasakan mual serta muntah sekitar pukul 12.30 WIB, usai makan siang. Akan tetapi, sebelum makan siang beberapa peserta lain, juga ada yang keracunan. Kalau menu makan siang, nasi dan rendang," ujar Tarnuji.
Menurut Tarnuji, jumlah rekan diklat tersebut yang keracunan bisa melebihi 20 orang, karena beberapa diantaranya ada yang telah sembuh. Sehingga tidak mendapatkan perawatan medis.
Pelaksanaan diklat tersebut berlangsung selama 20 hari, sedangkan kemarin merupakan hari ke - 13, yang diikuti oleh 80 orang peserta di angkatan pertama. Akan tetapi, beberapa diantara peserta diklat yang dibawa ke RSUD R Mattaher tersebut, bukan menderita keracunan, melainkan menderita demam malaria.
Sementara itu, dr Monalisa, salah satu dokter yang menangani pasien keracunan menyebut, kalau ia membenarkan bahwa pasien diklat yang dibawa ke RSUD R Mattaher menderita keracunan atau intoksikasi. Akan tetapi, pihaknnya juga akan segera mendiagnosis insiden keracunan tersebut, dan berkoordinasi dengan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)."Insiden peserta diklat kali ini adalah keracunan, nama lainnya adalah intoksikasi," tutur, dr Monalisa.*****
Puluhan peserta pendidikan dan latihan (Diklat) calon pengawai negeri sipil daerah (CPNSD), golongan I dan II, angkatan I tahun 2009, Kabupaten Tebo dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher sekitar pukul 14.30 WIB, Senin (13/7) diduga, mereka menderita keracunan makanan pada pagi harinya.
Informasi yang dihimpun di RSUD R Mattaher Jambi, diklat tersebut berlangsung di asrama diklat Kota Baru, Kota Jambi. Sebelumnya, pada pukul 07.00 WIB pagi kemarin, seluruh peserta diklat, sempat sarapan mie instan, ditambah dengan minuman kopi dan teh, yang disediakan oleh panitia.
Lalu, sekitar pukul 10.00 WIB, panitia kembali menyuguhkan snack, berupa bakwan, omelet, dan makanan lainnya. Selang beberapa menit kemudian, diantara peserta mendadak pusing dan muntah - muntah, parahnya lagi ada yang telah buang air besar, usai mengkonsumsi makan yang disajikan oleh panitia.
Usai makan siang, jumlah yang menderita pusing serta muntah - muntah makin bertambah. Tidak hanya itu, beberapa diantara peserta ada yang pingsan. Melihat beberapa peserta ada yang pingsan usai makan siang, akhirnya belasan peserta dibawa ke RSUD Raden Mattaher untuk mendapatkan pertolongan medis.
"Pagi hari kami diberi sarapan mie, dan minuman kopi serta teh. Sedangkan pada pukul 20.00 WIB, panitia juga menyuguhkan snack kepada seluruh peserta," ungkap Khuzaiwati, salah satu korban, saat terbaring lemah di RSUD Raden Mattaher Jambi, kemarin.
Dikatakan Khuzaiwati, ia dan rekan - rekan diklat, sempat muntah - muntah serta pusing, usai mengkonsumsi snack sebelum makan siang tersebut."Rekan lain juga ada yang pingsan," terangnya.
Senada, Tarnuji, korban keracunan, warga Rimbo Ilir, Kabupaten Tebo. Menurut Tarnjui, mie yang dikonsumsi oleh peserta diklat berwarna kuning dan agar besar ukurannya. Sedangkan pada pukul 10.00 WIB, juga diberikan mie, tetapi berwarna putih yang dibentuk kue.
"Saya merasakan mual serta muntah sekitar pukul 12.30 WIB, usai makan siang. Akan tetapi, sebelum makan siang beberapa peserta lain, juga ada yang keracunan. Kalau menu makan siang, nasi dan rendang," ujar Tarnuji.
Menurut Tarnuji, jumlah rekan diklat tersebut yang keracunan bisa melebihi 20 orang, karena beberapa diantaranya ada yang telah sembuh. Sehingga tidak mendapatkan perawatan medis.
Pelaksanaan diklat tersebut berlangsung selama 20 hari, sedangkan kemarin merupakan hari ke - 13, yang diikuti oleh 80 orang peserta di angkatan pertama. Akan tetapi, beberapa diantara peserta diklat yang dibawa ke RSUD R Mattaher tersebut, bukan menderita keracunan, melainkan menderita demam malaria.
Sementara itu, dr Monalisa, salah satu dokter yang menangani pasien keracunan menyebut, kalau ia membenarkan bahwa pasien diklat yang dibawa ke RSUD R Mattaher menderita keracunan atau intoksikasi. Akan tetapi, pihaknnya juga akan segera mendiagnosis insiden keracunan tersebut, dan berkoordinasi dengan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)."Insiden peserta diklat kali ini adalah keracunan, nama lainnya adalah intoksikasi," tutur, dr Monalisa.*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar