Hot Spot


Per 30 Juni Tercatat 350 Titik Api di Jambi

DATA Pemerintah Provinsi Jambi, tercatat pertanggal 30 Juni 2009, sebanyak 350 titik api melanda area lahan di Provinsi Jambi.

Hal itu, dikatakan Gubernur Jambi, H Zulkifli Nurdin, usai menerima bantuan dari Pemerintah Negara Singapura, berupa alat pemantau udara dan cuaca di Muarojambi, Jum at (24/7).

"Jumlah titik api dari 6.692 titik tahun 2006 menjadi 2.782 titik api pada 2007. Sedangkan pada tahun 2008 turun menjadi 2.022 titik api. Akan tetapi, sampai tanggal 30 Juni 2009 ini tercatat 350 titik api," ungkap Gubernur, kemarin.

Disebutkannya, diharapkan jumlah titik api di Provinsi Jambi tersebut, terus berkurang untuk kedepannya. Karena, Provinsi Jambi belajar dari pengalaman tahun 2006. Waktu itu, Jambi mengalami kebakaran hutan yang cukup besar, dengan jumlah titik api sebanyak 6.692 dengan luas lahan terbakar 7.497 Ha.

Sehingga, dampak asapnya sampai ke Negara tetangga, termasuk Singapura. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Jambi melakukan berbagai upaya, dintaranya melarang melakukan pembakaran di lahan/kebun.

Serta, kembali mengaktifkan tim pengendalian kebakaran lahan dan hutan. Dan memberi reward kepada petani atau perkebun yang membuka lahan tanpa membakar serta melakukan pembinaan monitoring dan pengawasan secara berkala.

Ditegaskan Gubernur, manfaat peralatan stasiun pemantau udara, digunakan untuk memonitor kualitas udara khususnya debu yang mempunyai ukuran diameter 10 mikron (PM10). Karena, debu tersebut berasal dari hasil kebakaran hutan dan lain - lain yang dapat terhisap oleh manusia.

"Dengan alat pemantau udara ini, akan memberikan informasi per jam dan nilai dapat dirata - ratakan selama 24 jam. Sehingga data yang keluar berupa data ISPU. Dan data ISPU ini akan terakses oleh alat yang terpasang, baik di Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Jambi, Baperlitbangda Muarojambi, Bappeda Provinsi Jambi serta Kementrian Negara Lingkungan Hidup di Jakarta," ulasnya.

Tidak hanya itu, demikian juga dengan pihak Singapura. Artinya, akurasi data dapat bergerak cepat dalam mengatasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan sehingga tidak terjadi lebih besar dan membahayakan bagi manusia.***



Tidak ada komentar: