Cara Agar Tetap Produktif


Cara agar tetap produktif di tengah kemalasan

* Kecuali karena alasan mendesak (saldo tragis di rekening, misalnya), lebih baik pilih proyek yang kita benar-benar suka.

* Buat jadwal kerja, balik prioritasnya. Taruh tugas paling penting di urutan terbawah, dan tugas kurang penting di posisi teratas. Atur mindset bahwa tugas-tugas di sebelah atas itu sangat penting (kalau perlu, bayangkan kepala ditodong Colt Anaconda: selesaikan, atau dor!). Yang ada? Kita beralih ke tugas-tugas di urutan terbawah. Kan malas.

* Ciptakan skenario agar distraksi sulit dicapai. Misalnya, taruh remote TV di atap rumah tetangga. Ingin nonton TV di saat harusnya mendesain brosur? Sok atuh! Panjat saja atap tetangga. Malas kan? Nah, mendesain saja kalau begitu.

* Delegasikan tugas-tugas yang bisa didelegasikan.

* Mendapat tugas berat padahal sedang malas? Alihkan perhatian klien dengan mengajukan ide kreatif untuk tugas lain (unik, baru, belum terpikir oleh klien) yang lebih menyenangkan. Pernah nih, saya harusnya menulis copy tentang service, process, dan tagline untuk company profile sebuah web developer. Karena malas, saya ajukan ide untuk mewawancarai karyawan. Hasilnya dikompilasi menjadi profile, untuk dimasukkan pula dalam company profile itu. Klien saya senang. Dikiranya saya berinisiatif dan berkontribusi lebih. Padahal gara-gara malas.

* Penulis kadang mengalami writer’s block, mandeg menulis karena ide tak kunjung muncul. Ah, itu teori busuk. Aslinya malas, writer’s block jadi pembenaran. Padahal jutaan ide beterbangan di sekitar kepala kita. Setiap saat. Tinggal ditangkap saja! Ketika malas menangkap ide untuk menulis sesuatu yang penting, tangkap saja ide lain. Yang lebih menyenangkan. Ya seperti yang saya lakukan sekarang. Di saat harusnya menyelesaikan satu bab buku, saya malah menulis artikel ini. Benar-benar kemalasan yang produktif kan?***

Tidak ada komentar: